Manusia Sebagai Makhluk Berbudaya

Nama    :  Pandan Wulan Setyaningrum

NPM      : 55411490

Kelas     :  1IA09

Tugas Ilmu Budaya Dasar

Manusia Sebagai Makhluk Berbudaya

 

DAFTAR ISI

 

                 DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………….

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………….

 

BAB I                  : PENDAHULUAN……………………………………………………..

1.1        Latar Belakang………………………………………………………………………………..

1.2        Maksud dan Tujuan………………………………………………………………………..

1.3        Rumusan Masalah…………………………………………………………………………..

1.4        Metode Penulisan………………………………………………………………………

 

BAB II         : ISI…………………………………………………………………………..

2.1         Teori Dari Berbagai Sumber……………………………………………………..

2.2         Studi Kasus……………………………………………………………………………….

2.3         Pembahasan……………………………………………………………………………..

BAB  III         : PENUTUP……………………………………………………………………………..

3.1         Kesimpulan……………………………………………………………………………………

3.2         Daftar Pustaka………………………………………………………………………………

Kata Pengantar

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat karuniaNya yang diberikan kepada kita semua. Penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas ilmu sosial dasar yang berjudul “Manusia Sebagai Makhluk Berbudaya”.

Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menambah nilai tugas mata kuliah ilmu sosial dasar di Universitas Gunadarma.

Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna merupakan makhluk yang memiliki budaya. Manusia dapat menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Kebudayaan itu merupakan  warisan sejarah kehidupan manusia yang dapat berkembang dan dikembangkan melalui sikap-sikap budaya yang mampu mendukungnya.

Secara garis besar, makalah ini akan membahas manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan memiliki adat istiadat.

Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan tugas makalah ini.

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

 Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna karena memiliki akal dan budi. Manusia sebagai mahkluk sosial juga menciptakan budaya mereka masing-masing sebagai ciri khas dan warisan turun-temurun. Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat terkait satu sama lain.

Dalam makalah ini akan membahas mengenai pengertian-pengertian dasar tentang manusia dan kebudayaan. Pada hakekatnya manusia sama saja dengan makhluk lainnya, yaitu memiliki hasrat dan tujuan. Ia berjuang untuk meraih tujuannya dengan didukung oleh pengetahuan dan kesadarannya. Perbedaan diantara keduanya terletak pada dimensi pengetahuan, kesadaran dan keunggulan yang dimiliki manusia dibandingkan dengan makhluk lain. Letak perbedaan antara manusia dengan makhluk lainnya adalah dalam melahirkan sebuah kebudayaan. Kebudayaan hanya manusia saja yang menciptakan dan memilkinya sedangkan binatang hanya memiliki kebiasaan-kebiasaan yang bersifat instinctif. Atau yang kita bisa sebut sebagai insting.

1.1  Maksud dan Tujuan

 Maksud dan tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian manusia sebagai makhluk berbudaya. Membahas kasus studi tentang manusia dan berbagai budaya yang diciptakannya. Dan memberikan informasi tentang budaya-budaya yang berkembang di lingkungan masyarakat.

1.2  Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat ditentukan rumusan masalah dalam makalah ini seperti:

  1. Apa saja definisi dari manusia sebagai makhluk berbudaya
  2. Memahami pengaruh budaya dalam kehidupan manusia dan bermasyarakat
  3. Membahas studi kasus tentang budaya-budaya yang diciptakan serta berkembang dalam lingkungan masyarakat.

1.3  Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah menggunakan metode pustaka yaitu penulis menggunakan media pustaka dalam penyusunan makalah ini. Dengan menyebutkan berbagai sumber untuk penulisan makalah ini.

BAB II

ISI 

 2.1Teori Dari Berbagai Sumber

  1. a.     Pengertian dan Definisi Manusia Menurut Para Ahli

Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin yang berarti “manusia yang tahu”), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.

Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa sebagai wanita.

Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia, mulai dari janin, bayi, balita, anak-anak, remaja, akil balik, pemuda/i, dewasa, dan (orang) tua.

Manusia adalah mahluk yang luar biasa kompleks. Kita merupakan paduan antara mahluk material dan mahluk spiritual. Dinamika manusia tidak tinggal diam karena manusia sebagai dinamika selalu mengaktivisasikan dirinya.

Berikut ini adalah pengertian dan definisi manusia menurut beberapa ahli:

NICOLAUS D. & A. SUDIARJA
Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani dan rohani akan tetapi tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu barang

 ABINENO J. I
Manusia adalah “tubuh yang berjiwa” dan bukan “jiwa abadi yang berada atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana”

 UPANISADS
Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan prana atau badan fisik

SOKRATES
Manusia adalah mahluk hidup berkaki dua yang tidak berbulu dengan kuku datar dan lebar

 KEES BERTENS
Manusia adalah suatu mahluk yang terdiri dari 2 unsur yang kesatuannya tidak dinyatakan

 I WAYAN WATRA
Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan karsa

OMAR MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY
Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan

 ERBE SENTANU
Manusia adalah mahluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya. Bahkan bisa dibilang manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan mahluk yang lain

 PAULA J. C & JANET W. K
manusia adalah mahluk terbuka, bebas memilih makna dalam situasi, mengemban tanggung jawab atas keputusan yang hidup secara kontinu serta turut menyusun pola berhubungan dan unggul multidimensi dengan berbagai kemungkinan

 b. Pengertian Budaya dan Kebudayaan

.Kata budaya merupakan bentuk majemuk kata budi-daya yang berarti cipta, karsa, dan rasa. Sebenarnya kata budaya hanya dipakai sebagai singkatan kata kebudayaan, yang berasal dari Bahasa Sangsekerta budhayah yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Budaya atau kebudayaan dalam Bahasa Belanda di istilahkan dengan kata culturur. Dalam bahasa Inggris culture. Sedangkan dalam bahasa Latin dari kata colera. Colera berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan tanah (bertani). Kemudian pengertian ini berkembang dalam arti culture, yaitu sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam.

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.

Budaya sendiri adalah seni yang dibuat manusia dalam menata kehidupannya manusia itu sendiri serta kehidupan bermasyarakat. Budaya merupakan warisan yang diwariskan secara turun temurun namun, budaya di lingkungan masyarakat mengajarkan kita hal-hal yang baik serta hal yang dilarang untuk dilakukan. Agama dan budaya memiliki perbedaan yakni agama adalah keyakinan dan hak setiap individu untuk memeluknya. agama mengajarkan manusia kebajikan, tetapi semua orang pasti berpegang teguh pada agamanya sedangkan budaya belum tentu semua orang akan suka dan masuk pada budaya tersebut. Contohnya, budaya orang Jawa akan jauh berbeda dengan budaya orang Irian dan Papua.      

 Kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

Beberapa definisi tentang kebudayaan dari beberapa para ahli :

1.Edward B. Taylor

Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adapt istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat.

2. Koentjaraningrat

Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan relajar.

 

3.Ki Hajar Dewantara

Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai

 c.  Manusia Sebagai Makhluk Berbudaya

Manusia adalah makhluk yang paling sempurna bila dibanding dengan makhluk lainnya, mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk mengelola bumi. Oleh karena itu manusia harus menguasai segala sesuatu yang berhubungan dengan kepemimpinannya di muka bumi disamping tanggung jawab dan etika moral harus dimiliki, menciptakan nilai kebaikan, kebenaran, keadilan dan tanggung jawab agar bermakna bagi kemanusiaan. Selain itu manusia juga harus mendayagunakan akal budi untuk menciptakan kebahagiaan bagi semua makhluk Tuhan.

2.1 Studi Kasus

 Budaya Kekerasan dan Peace Education

Sumber            : http://kafeilmu.com/2011/03/budaya-kekerasan-dan-peace-education.html

Oleh                      : M.Amin

 

Kasus penyerbuan Jamaah Ahmadiyah di Cikeusik Pandeglang Banten, Minggu (6/2), serentak mendapat respon luar biasa dari media. Hampir sepekan pasca kejadian, media cetak maupun elektronik dipenuhi dengan berita kasus tersebut. Banyak pakar dan analis diundang media televisi untuk tampil langsung membahas kasus itu, mulai dari agamawan, kepolisian, anggota dewan, aktivis kemanusiaan, hingga pengamat politik.

Muncul beragam pendapat mengenai kasus tersebut, ada yang mengatakan bahwa kasus itu dikarenakan kurang sigapnya aparat kepolisian yang terkesan membiarkan terjadinya tindak kekerasan. Ada pula yang menyebut, akibat dari SKB (Surat Keputusan Bersama) tiga menteri yang masih kurang tegas dan terkesan ”banci”. Ada juga yang mensinyalir bahwa kasus itu dikarenakan provokator beberapa orang dari kelompok ormas keagamaan yang sudah lama menginginkan Jamaah Ahmadiyah Indonesia (JAI) dibubarkan.

               Tentu masih banyak pendapat lain untuk menilai dan mencoba mencari solusi atas kasus tersebut. Namun yang menarik untuk didiskusikan lebih dalam lagi adalah tentang jawaban dari pertanyaan, mengapa penyerbuan anggota JAI itu terulang lagi?. Dengan kata lain, bahwa kejadian di Cikeusik bukan berdiri sendiri, karena jelang sepekan kemudian juga terjadi di Temanggung. Kasus yang dialami anggota JAI itu, hampir terjadi berulang dalam setiap tahunnya, bak kasus tahunan. SETARA Institute mencatat, aksi kekerasan terhadap JAI pada tahun 2007 terjadi 15 kasus,  pada tahun 2008 sebanyak 238 kasus, pada 2009 ada 33 kasus. Terjadi di berbagai daerah, seperti Kuningan, Bogor, Tasikmalaya, dan Garut.

Kalau dilihat dari kejadiannya yang berlangsung beulang-ulang, hampir dalam setiap tahunnya, terjadi merata di berbagai daerah, maka dapat dikatakan bahwa menyerbu, menyerang, ngeluruk, menyegel, melempari, membakar, bahkan membunuh adalah sudah menjadi budaya di masyarakat saat ini. Artinya, kekerasan sebagai alat untuk menyelesaikan masalah di masyarakat akar rumput telah menjadi pilihan yang sepertinya absah.

            Pernyataan ini tentu tidak berlebihan, apabila dikaitkan dengan beberapa kasus selain JAI. Tidak lama pasca kejadian penyerbuan yang berujuang pembunuhan tiga orang anggota JAI di Cikeusik, Selasa (15/2) Pesantren YAPI di Bangil Pasuruan diserang dan dilempari batu oleh ratusan orang tidak dikenal. Isu yang berkembang, bahwa motiv penyerangan itu ditengarai karena perbedaan paham. Hampir sama dengan kasusnya JAI.

Di luar kasus yang bersifat agama, kita juga dapat melihat kasus-kasus kekerasan yang hampir merata terjadi di semua daerah. Seperti dalam pelaksanaan Pemilukada (Pemilihan Umum Daerah), selalu saja berujung dengan kekerasan fisik antar pendukungcalon. Pendukung dari pasangan yang kalah mendatangi KPUD (Komisi Pemilihan Umum Daerah) menuntut pilihan ulang atau penghitungan ulang karena Pemilukada dianggap curang, dan alasan lain. Kalau tuntutannya tidak dikabulkan KPUD setempat, mereka tidak segan untuk membakar kantor KPUD.

 

2.1Pembahasan

 

               Mengenai budaya kekerasan, menarik apa yang disampaikan James Q. Wilson dan George Kelling dengan teorinya “broken windows”. Wilson dan Kelling berpendapat, bahwa kriminalitas merupakan akibat tak terelakkan dari ketidak teraturan. Diilustrasikan dengan sebuah jendela rumah pecah dan dibiarkan saja, siapapun yang lewat cenderung menyimpulkan bahwa rumah itu tidak ada yang peduli serta rumah itu dianggap tidak berpenghuni. Dalam waktu singkat akan ada lagi jendelanya yang pecah, dan akhirnya berkembang menjadi anarkhi yang menyebar ke sekitar tempat itu. (Malcolm Gladwell; 2003).

Memakai teori “broken windows” Wilson dan Kelling, untuk melihat kasus-kasus kekerasan yang terjadi belakangan ini, dapat memberikan pengertian bahwa setiap aksi kekerasan selalu saja berbuntut dan berulang dalam waktu yang tidak lama. Sangat mudah menyebar dan cepat menjalar terjadi di daerah-daerah lain. Persis sama dengan kasus penyerangan anggota JAI, yang dimulai dari kasus Cikeusik, selang waktu tidak lama juga terjadi di Temanggung. Tidak lama kemudian kasus yang sama juga terjadi di Bangil Pasuruan, tetapi kali ini bukan JAI, melainkan Pesantren YAPI.

Kasus kekerasan yang telah berkembang dan mendarah daging dalam lingkungan masyarakat kita patut untuk diwaspadai. Karena masyarakat kita telah latah atau ikut-ikutan menuruti hawa nafsu mereka tanpa mereka pikirkan dengan masak-masak.

 Jika ingin menyelesaikan persoalan janganlah menggunakan sistem kekerasan karena ini dapat menimbulkan banyak masalah dan berdampak buruk bagi masyarakat.

Pemerintah dapat mengurangi aksi kekerasan jika ketat mengawasi massa yang bertindak anarkis serta memberikan Peace Education untuk memberi kesadaran kepada masyarakat bahwa cara terbaik untuk mencari solusi atas masalah dengan jalan damai tanpa menggunakan jalan kekerasan yang akhirnya memberi kerugian pada semua masyarakat.

Masyarakat akan jauh senang menerima tindakan baik dan damai sehingga tidak ada lagi perselisihan antara kubu masyarakat.

 

BAB III

PENUTUP

 

1.1  Kesimpulan

Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna merupakan makhluk yang memiliki budaya. Manusia dapat menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Kebudayaan merupakan warisan yang ampuh dalam sejarah kehidupan manusia yang dapat berkembang dan dikembangkan melalui sikap-sikap budaya yang mampu mendukungnya dengan baik.

Kata budaya merupakan bentuk majemuk kata budi-daya yang berarti cipta, karsa, dan rasa. Sebenarnya kata budaya hanya dipakai sebagai singkatan kata kebudayaan, yang berasal dari Bahasa Sangsekerta budhayah. Budaya atau kebudayaan dalam Bahasa Belanda di istilahkan dengan kata culturur. Dalam bahasa Inggris culture. Sedangkan dalam bahasa Latin dari kata colera. Colera berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan tanah (bertani). Kemudian pengertian ini berkembang dalam arti culture, yaitu sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam.

Berbudaya, selain didasarkan pada etika juga mengandung estetika di dalamnya. Etika disini menyangkut analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, serta tanggung jawab. Sedangkan estetika menyangkut pembahasan keindahan, yaitu bagaimana sesuatu bisa terbentuk dan bagaimana seseorang bisa merasakannya.

 

1.2  Daftar Pustaka

  1. http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2272640-pengertian-manusia-sebagai-makhluk-budaya/
  2. http://tugas-mrhanz25.blogspot.com/2011/02/manusia-sebagai-makhluk-budaya.html
  3. http://carapedia.com/pengertian_definisi_manusia_menurut_para_ahli_info508.html
  4. http://kafeilmu.com/2011/03/budaya-kekerasan-dan-peace-education.html
  5. http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ilmu_budaya_dasar/bab2-manusia_dan_kebudayaan.pdf